=====
Hari yang kelam bagiku. Setelah bingung memutuskan mau berkarya apa;
1. mw shopping, kondisi finansial sedang tidak memungkinkan,
2. mw kencan lg ga ada partner,
3. mw nonton midnite-an Laskar Pelangi rame-rame ude kehabisan tiket,
4. mw baca Worl Politics, rasanya terlalu sakral malem minggu dihabisin bwt baca kitab sucinya anak HI. (Kegley….maap daku tlah lancang padamu!),
5. mw nyalon, astagfirullah…. akika bukan banci salon bo’!
akirnya kuputuskan nonton vcd seadanya, apapun yang tercecer di kosan. Dan perburuan-pun menghasilkan. U know what??????Akuw menemukan film yang sejujurnya—ehem hmmm—kualitasnya diragukan. Yups IN THE NAME OF LOVE, pelem hasil rentalan tetanggaku, m.Rina. Maklum namanya juga kos-an cewek pelem begituan lebih gampang diketemukan dibanding model perang-perangan, petualangan, triller, petualangan, tembak-tembakan,na-na-na-na-na/
Bukan bermaksud meragukan kapabilitas acting para pemain pelem sekaliber Luna Maya, Lukman Sardi, Roy Marten, apalagi Christine Hakim. Percayalah BUKAN. Tapi perlu diketahui hadirnya Acha sebagai pemeran utama cukup bikin aku ketar-ketir. Vino G. Bastian yang biasanya pwuol- pun ternyata gag ter-eksplor. Astaga masya-Allah, ini pelem selain ngobral scene mewek, juga bikin aku serasa nonton Romeo and Juliet yang diterjemahin ke bahasa Indonesia alias plagiat. (Walopun akuw wanita yg sesungguhnya tapi sumpah malu juga lihat karakter cewek yang segitu dangdutnya. Apa kata ibu Kartini coba? Bu Kartini pasti malu lihat generasi penerus bangsa Indonesia jadi metal alias melow total begini.)
Sedikit mereview, pelem ini bercerita tentang dua keluarga yang saling bermusuhan tapi anak turunnya malah jatuh cinta. Dan seterusnya…. Bedanya, Romeo sama Juliet rela mati bareng, sedangkan Acha-Vino cuma bengong waktu ade-nya mati di ending cerita. Nah lo, dahsyatan yang mana coba??? Saking dangdutnya, adegan yang paling kuinget dengan jelas adalah waktu keluarganya Roy Marten gag nge-restu-in si Acha, aku sempat berpikir kalo di adegan itu dia mw nggigit ibunya sambil ngesot-ngesot di lantai (waktu Acha mw meluk Christine hakim) , eeeeeeeeh ternyata dia lagi nangis. Sungguh, aku tidak menemukan sisi mengharukannya.
Walaupun terus mencaci maki, tetep aja pelemnya kuw tonton sampe abis (Ya Tuhan bagaimana caranya akuw minta maap sama Acha dan Vino?????Berikanlah petunjuk pada hamba-Mu ini….pliz!!!Ku mohon). Finally, akuw dan temen-temen sekos-an lainnya menghabiskan malam minggu dengan sangat gag produktif. Kami (kami????)….ok. Akuw merasa begitu hina nan nista meratapi nasibku yang terlanjur melahap itu pelem walopun sambil kedumelan gag jelas maki2 Acha sama Vino serta berspekulasi kemungkinan terjadinya plagiatisme (caile….bener gag ya tulisannya?) antara Romeo-Juliet vs In the Name op Lop.
Dan akupun tertidur lelap dalam kondisi yang memprihatinkan, harga diri yang terjerembab dan terkoyak-koyak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar